Arti Sebuah Pekerjaan
Kisah seseorang yang pada
akhirnya ia tetap memilih sebagai pekerja profesional dibidangnya, ia tetap
memilih bekerja pada sebuah perusahaan swasta nasional yang dikenal tidak
modern, bahkan tidak terlalu kondusif karena ingin menikmati karirnya sendiri. Sering
kali kita diingatkan betapa gaji tinggi tidak selalu menjadikannya seseorang
merasakan puas, bahagia dalam hidupnya dan itu tidak selalu dicari oleh setiap
orang.
Disisi lain, kita tetap
melihat banyak profesional yang menjadikannya “kutu loncat” menggunakan uang
sebagai ukuran kesuksesannya. Beberapa profesional yang kisaran berusia 35-45
tahun kerap mengeluhkan generasi milenial, yaitu mereka yang baru lulus atau
baru bekerja profesional 2-3 tahun. Generasi termuda ini sering dianggap
bekerja “suka-suka”, tidak disiplin dan tidak serius. Begitu kan yang
sebenarnya? Apakah kelompok ini memang benar-benar serius
dalam memikirkan
“arti” pekerjaannya? Banyak penelitian menyebutkan bahwa generasi muda ini
sangat pandai dalam menghitung, juga lebih peka terhadap uang. Namun mereka
memiliki pendapat yang sangat kuat mengenai tempat kerja. Mereka lebih terbiasa
dengan feedback dan transparansi.
Merekapun bisa mengembangkan tanggungjawab yang besar, bila mendapatkan
kepercayaan dari organisasi. Anak-anak muda ini tampaknya lebih percaya pada organisasi yang tidak
birokratis tetapi akuntabilitrasnya jelas. Jadi sebenarnya , memaknai suatu
pekerjaan bisa berbeda-beda pada setiap individu dan tergantung pada sebuah
jenis pekerjaan itu. Hal yang juga benar-benar nyata adalah arti dari sebuah
pekerjaanlah yang menentukan apakah seseorang akan bisa bertahan terus
dipekerjaan itu, memiliki semangat yang seolah-olah takkan pernah mati dan
selslu happy.
Dari pengalaman sebuah
kepuasan kerja yang terkenal seperti yang ditorehkan oleh para ilmuwan didunia,
kita dapat memahami bahwa dasar dari suatu kebutuhan manusia bekerja adalah
uang, kemudian diikuti oleh rasa aman. Selanjutnya, kebutuhan sosiallah yang
dicari orang apabila ia telah mendapatkan level mapan dalam kebutuhan fisiknya.
Tempat bekerja adalah ladang sosial, dimana tempat ini adalah arena untuk
bersosial, seseorang tidak bisa happy
bila ia bekerja sendirian namun tidak bisa dipungkiri seringkali kita juga
merasa terganggu bila bekerja dihadapan orang lain. Namun dari sinilah kita
bisa melihat bahwa kehidupan sosial bisa membantu individu dalam mencari makna
kerjanya. Itu sebanbnya, acara-acara kebersamaan tidak bisa disepelekan karena
dalam moment seperti itulah mutu hubungan interpersonal ditingkatkan. Kegiatan
sosial yang efektif bahkan bisa mencapai tingkat saling kritik membangun dan
membuka untuk saling memaafkan dengan tulus. Jika itu tercapai, maka pergaulan
di kantor akan memaknai kehidupan individu.
Keterlibatan dalam kelompok
sosial itu sngat berarti, bahkan membuat individu melelui keyakinannya bisa
berprestasi ganda. Sebuah perusahaan penerbangan, Southwest Airlines,
cintohnya, bisa survive karena sense of belonging para karyawannya. Apalagi
bila kebersamaan ini diwarnai dengan kebanggaan dan setiap individu dipercaya
menjadi duta lembaga dan diberi kepercayaan untuk berkreasi. Meaning amplification” juga bisa dikembangkan dari minat
kehidupan sosial individu. Bila kerja tim selalu digaungkan sebagai tindakan
tolong-menolong, maka individu akan lebih memilih untuk bekerja tim. Saat ini
terjadi, bukan pelanggan saja yang impressed,
tetapi karyawanpun bisa merasakan kerjasama.
Nokia pernah membagikan
gelang plastik pada setiap karyawannya sebagai reminder pada setiap
karyawan untuk tidak mengeluh selama 21 hari.keluhan tidak hanya seputar manajemen
atau urusan kantor, tetapi juga dirumah. Hal ini bisa menyebabkan individu
lebih mawas diri dan pada akhirnya mempunyai kesempatan berkontemplasi. Ini pin
contoh betapa makna pekerjaan tidak selamanya terkandung di dalam tugas
individu sendiri, tetapi juga dikemas oleh pengembangan karakter, kehidupan
sosial dan karakter organisasinya.
Makna dalam bekerja sering
bervariasi sebatas diri sendiri, keluarga, perusahaan atau bisa juga negara
atau masyarakat. Itu juga yang menjadi alasan mengapa para pasukan khusus
tentara, bersedia untuk melakukan penyerangan berbahaya ataupun tugas-tugas
menantang maut lainnya dengan kebanggaan “bela bangsa”. Makna pekerjaan tidak
bisa didapat dari sebuah tulisan pada profil sebuah perusahaan yang dibuat
perusahaan sebagai informasi untuk pelanggan maupun karyawan, karena makna
pekerjaan dikemas setiap individu antara rumah, kerja, dan merupakan proses
keterampilan, pengetahuan sikap dan nilai-nilainya. Begitu individu menemukan
makna dalam pekerjaannya, ia sudah tidak perlu megolah semangatnya lagi. Ia bisa
saja lelah, bisa bekerja keras atau bersantai tanpa perlu berpikir keras
mengenai kualitas kehidupan pekerjaannya. Komitmen dan engegement tidak lagi
menemukan kesulitan digali karena seakan-akan sudah ada secara otomatis.
1 komentar:
luar biasa bob
mampir lah ke butiran suara hati
Posting Komentar